Wednesday, August 08, 2007

Baron dan Ompung Sakit

Berita yang membuat aku gelisah. Baron tiba-tiba sakit. Awalnya muntah, masuk angin lalu mencret. Dua kali ke dokter tak ada hasil. Akhirnya tadi pagi, istriku membawanya ke rumahsakit dan diopname. Dokter langsung memberi infus.

Apa boleh buat, semua harus dikerjakan sendiri oleh istri saya. Saya masih tugas luar di Jogja sampai akhir Agustus. Tentu bukan tugas mudah, mengingat dia harus kesana kemari membawa dua anak, umur 5 tahun dan 2 tahun. Kami memang tak punya pembantu selama pindah ke Jakarta.

Terbayang bagaimana Baron yang belum genap 2 tahun harus diinfus. Akhir tahun lalu, dia juga pernah dirawat karena sakit yang sama. Namun saat itu akumasih bisa berbagi tugas dengan istri.

Siang tadi, istriku menelepon. Ia mengatakan sangat kesusahan, bahkan untuk membeli makanan saja di rumahsakit, ia harus membawa Baron beserta infusnya dan menuntun Queena ke lantai satu rumah sakit Usada Insani Tangerang. Repot sekali... Mudah-mudahan bisa segera pulang.

Sakitnya Baron memang aneh. Ia sakit setelah ikut mengantarkan mertua saya ke bandara. Sepulang dari bandara, ia mulai muntah dan tak mau makan. Padahal selama 2 bulan mertua saya di rumah, tak terjadi apa-apa.

Awalnya istri saya membawa Baron ke klinik dokter Cucu di dekat perumahan Duta Bintaro. Sayangnya dokter yang kami kira baik itu menolak memeriksa Baron. Perawatnya mengatakan Dokter mau istirahat karena jam praktek belum masuk. Memang waktu itu istriku datang kira-kira setengah jam sebelum jam praktek dimulai. Namun, kondisi Baron yang sudah muntah-muntah membuat ia harus segera diperiksa. Nyatanya dokter Cucu sama sekali tak peduli. Akhirnya istriku membawanya ke Klinik Mulia di Ciledug yang 24 jam.

Kesehatannya bukannya membaik. Tiap minum susu selalu muntah disertai mencret. Kondisi tubuhnya makin melemah dan sama sekali tidak mau makan. Sempat dibawa lagi ke Klimik Mulia, namun karena tidak ada perubahan juga, akhirnya harus dibawa ke opname.

Kondisi ini tentu membuat sibuk keluargaku di kampung. Mereka disana juga sudah seminggu begadang di rumahsakit Simpang Empat, menunggui kakek kami yang koma sejak seminggu lalu. Kakek terserang stroke, sehingga sudah seminggu ia tak bisa berkomunikasi. Seluruh anak-anaknya sudah berkumpul di rumahsakit sejak beberapa hari lalu.

Saya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa karena sedang berada jauh di luar kota. Mudah-mudahan semua diberikan kesembuhan. Amin...