Sunday, March 02, 2008

Kelaparan di sekitar kita

Sedih sekali mendengar berita dari Makassar soal kematian seorang ibu dengan anaknya akibat kelaparan. Rasanya sesuatu yang mustahil kok masih terjadi di negeri yang katanya Gemah Ripah loh Jinawi ini.

Mungkin masih banyak Daeng Basse yang lain, bisa saja mereka ada di sekitar kita. Maka alangkah indahnya jika semua kita peduli dengan sesama, minimal dengan orang terdekat di rumah kita agar memastikan tidak ada yang kelaparan hari ini.

Saya selalu bangga dengan kebiasaan di kampung saya yang bagus untuk ditiru. Disana semua persoalan diemban bersama. Jika ada yang kesusahan, yang lain akan membantu. Tak pandang miskin atau kaya, tak pandang saudara atau bukan. Mungkin itu pula yang membuat orang luar yang tugas di kampung saya selalu betah, dan biasanya mereka bahkan menetap kalau sudah pensiun.

Kompas hari ini menyentil Jusuf Kalla dengan nakal di karikatur Panji Komingnya. Disana digambarkan JK yang ngomong bahwa negeri ini sudah sejahtera (yang diucapkannya saat kunjungan di Korsel). JK mengatakan negeri ini sudah sejahtera hanya berdasarkan kemacetan sekeluar bandara, menurut JK itu artinya sudah banyak yang beli mobil. Listirk padam menurut JK juga tanda kemakmuran karena tentu disebabkan banyaknya pemakaian.

Kematian Daeng Basse dan seorang anaknya, plus janin berusia 7 bulan, menampar dengan keras JK karena terjadi di tanah kelahiran JK sendiri. Mungkin ini peringatan bagi petinggi kita yang suka menggampangkan masalah.

Masih ingat saat JK marah karena disebut banyak sekolah seperti kandang ayam? Nyatanya memang begitu, tapi menurut JK itu hanya fitnah yang mencela pemimpin negeri ini. Mudah-mudahan hati nurani pemimpin bangsa ini terbuka.

Kalau Anda baca KOmpas Sabtu, disana ada kartun bagaimana rakyat menanggung beban berat setelah pemerintah mengambilalih pembayaran korban Lapindo. Rakyat yang sudah lelah menanggung beban APBN masih ditambah dengan beban Lapoindo, dan diatas beban itu ada seseorang yang duduk manis dengan tersenyum. Kalau saya tidak salah tafsir, yang duduk manis itu pasti gambaran sosok Aburizal Bakrie...

Kita memang tak bisa menggantungkan semua pada pemerintah, harus mulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Maka, pastikan tidak ada warga yang kelaparan di sektar ruimah kita.