Saturday, June 07, 2008

Euro, Jerman vs Belanda di Final

Final Euro, Jerman vs Belanda…

Euro sudah di depan mata, siapa yang juara? Apakah kembali menghasilkan kejutan seperti saat Yunani mencengangkan publik dunia?

Tahun ini banyak yang menjagokan Portugal, Jerman dan Italia. Kalau aku sendiri pilih Belanda. Finalnya akan menghadirkan Jerman lawan Belanda. Dan Belanda yang juara.

Portugal? Christiano Ronaldo terlalu sombong dan terlalu banyak masalahnya. Di MU bisalah dia segalanya, namun di timnas Portugal belum tentu kehebatannya keluar. Di MU dia punya kompatriot yang jagoan, di Timnas belum tentu padu dengan rekan-rekannya. Jadi, Portugal jangan berharap banyak lah dulu. Apalagi Ronaldo juga sangat sering seolah sombong dengan kehebatannya. Masih ingat kan waktu dia ke Aceh?

Italia, Juara Dunia ini turun dengan keyakinan penuh. Sayangnya terganjal kasus cideranya sang kapten Fabio Cannavaro. Dan setengah nafas Italia pun terbang. Antonio Cassano semula ingin mengulang sejarah pemain Italia yang mengkilap sebagai pemain yang semula tidak diharapkan, seperti Paulo Rossi dan beberapa lainnya. Tapi, kayaknya Cassano belum sehebat itu lah. Saingan Italia di Grup, Belanda dan Perancis bahkan bisa membuat juara dunia ini harus pulang lebih dulu.

Perancis, sepeninggal Zinedine Zidane, Perancis kehilangan roh. Frank Ribery yang muslim, semula diharapkan menjadi penerus tongkat estafet. Namun sampai saat ini, Ribery belum menunjukkan kelasnya yang sesungguhnya. Jika Ribery dalam kondisi fit, didukung Benzema dan Samir Nasri, bukan tak mungkin Perancis kembali terbang tinggi. Mereka juga mesti hati-hati agar tidak tergelincir oleh kuda hitam Rumania di pemanasan grup.

Jerman. Tim yang paling banyak dijagokan masuk final adalah Jerman. Wajar saja, tim diesel ini dikenal panasnya lambat dan jago turnamen. Kekuatannya merata, apalagi jika Ballack dalam kondisi on fire, habislah sudah lawan mana saja. Sayangnya, Jerman terlalu mengandalkan Lehhman di bawah mistar. Lehman sendiri jarang turun di kompetisi antarklub dan menjadi cadangan di Arsenal setelah Almunia menunjukkan taringnya. Para striker Jerman juga nampaknya tidak setajam dulu lagi. Miroslav Klose sudah terlalu lamban dan sudah dimengerti cara mainnya.

Tim semenjana yang patut diwaspadai sebenarnya adalah Kroasia, Polandia dan Ceko. Sayangnya Kroasia mesti kehilangan Eduardo da Silva yang cidera di Arsenal. Pemain-pemain asuhan Bilic ini tentu ingin menunjukkan dan memberikan kado terbaik bagi da Silva. Apalagi mereka sudah lama tidak melihat prestasi pasca era Boban, Suker dan kawan-kawan. Hal yang sama juga pada Ceko. Cideranya Rosicky membuat tim ini kekurangan amunisi. Untung ada Petr Chech di bawah mistar yang memberi setengah kekuatan tim. Darah muda dan lokomotif tak kenal lelah ala Cekko akan membuat lawan mereka kalang kabut.

Bagaimana dengan juara bertahan Yunani? Peluang mereka lolos dari penyisihan grup masih terbuka. Komposisi yang merata tanpa pemain bintang membuat tim ini hebat dan solid. Sebuah keharusan yang dimiliki tim, yakni kebersamaan ada pada mereka. Modal itu sangat berharga dan bisa memberi kejutan lagi pada tim lawan. Sesuatu hal yang juga dialami Polandia, negeri yang untuk pertama kalinya lolos ke final Euro walau di Piala Dunia sudah sering lolos. Polandia lolos dengan prestasi juara grup mengungguli Belanda, jika mereka konsisten seperti penampilan di penyisihan, bukan tak mungkin Polandia akan memberi warna baru.

Rusia, sejak ditangani pelatih bertangan dingin, tim ini tambah hebat. Menangnya Zenit di Piala UEFA tentu menambah mental anak-anak Rusia. Apalagi mereka lolos dengan sangat dramatis setelah sebelumnya dinyatakan 99 persen akan gagal jika Inggris bisa seri atau menang pada pertandingan terakhir lawan Kroasia. Sayangnya pada menit akhir pertandingan, Kroasia menambah gol ke gawang Inggris dan membuat negeri bola itu harus gigit jari. Rusia yang sebelumnya sudah pasrah menerima mukjizat dan lolos. Mereka tentu tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Sekali datang harus menang sekalian. Gaya permainan anak-anak Rusia sekarang dinamis sekali. Tapi untuk menang juara Euro, nanti dulu…. Buat Swiss, Austria, Turki dan tim lain, jangan anggap remeh juga. Peristiwa seperti kisah dinamit Denmark yang membuat sejarah sebagai juara dari tim yang tidak diperhitungkan bisa terulang….

Lalu siapa yang juara? Belanda ajalah… Karena sudah lama nih gak melihat Belanda sehebat sekarang sejak zamannya Gullit. Kalau Belanda yang menang, van Basten akan mencetak sejarah baru sebagai pemain dan pelatih yang sukses juara Euro. Kalau Belanda yang juara, kita yang di Indonesia bisa dong sedikit bangga dan sombong dengan mengatakan ada darah-darah Indonesia di timnas Belanda. Giovanni van Broncost dan Johny Heitinga adalah anak-anak perantau asal Indonesia yang merantau (lari atau dibuang) ke Belanda.

Selamat menonton ya….

No comments: