Thursday, January 03, 2008

Pasbar, the real Petrodollar...

Baru-baru ini saya cuti, pulang kampung ke Pasaman Barat. Sebuah kesempatan yang sudah lama saya tunggu-tunggu karena selama 4 tahun aku dan keluarga gak sempat pulang. Seperti sudah diatur saja, pas pulang itu kakekku meninggal dunia sehingga kami ikut hadir disana.

Empat tahun tak bertemu ternyata sudah membuat Pasaman Barat berubah total. Ibarat gadis kampung nan lugu berubah menjadi gadis modern nan santun dan cantik sekali. Bagaimana tidak, kampung-kampung yang dulu terkesan terbelakang, sekarang sudah maju. Anak mudanya pakai HP edisi terbaru, begitu juga dengan yang tua-tua.

Bukan itu saja, di beberapa desa sudah banyak parkir mobil pribadi di depan rumah yang dibangun baru. Ckk, ck... mengagumkan.

Apa yang membuat Pasaman Barat begitu maju? Apalagi kalau bukan KELAPA SAWIT. Ya, sebagian besar desa yang mengalami kemajuan pesat adalah desa yang umumnya menjadi anak angkat perkebunan kelapa sawit berupa perkebunan plasma. Di Desa Air Haji misalnya, perkebunan plasma disana sudah bisa memberikan penghasilan hingga Rp 3 juta per bulan untuk satu kapling lahan. Artinya, penduduk memiliki penghasilan tambahan, karena umumnya warga disana sudah memiliki pekerjaan tetap yang lain.

Memang belum semua plasma berhasil, ada beberapa plasma yang masih membangun, bahkan ada yang masih sibuk berperkara dengan bapak angkatnya. Namun semua itu tidak mengecilkan arti kemajuan di daerah Pasaman Barat. Maka tak heran kalau sudah banyak perantau yang pulang kampung, terutama PNS yang bekerja di daerah lain.

Dua minggu di kampung membuatku begitu segar. Jarang sekali rasanya di Jakarta bisa menikmati makan seenak di kampung.

No comments: