Kepala Seksi Industri Tanaman Pangan Kemenristekdikti, Anteng Setia Ningsih, Asisten Ekonomi Setdakab Pasaman Barat melakukan panen perdana padi IPB 3 S atau padi Jokowi. (Antara Sumbar/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antara Sumbar) - Masyarakat Bunuik Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Albasiko melakukan panen perdana padi jenis IPB 3 S atau padi Jokowi, Rabu.

Ketua Gapoktan Albasiko I Syamsuri mengatakan pihaknya menamakan jenis padi itu dengan nama padi Jokowi.

Padi jenis itu merupakan hasil inovasi dari Ristekdikti, Institut Pertanian Bogor (IPB) Pemprov Sumbar dan Pemda Pasaman Barat. Tidak hanya itu saja, Gapoktan Albasiko juga mengembangkan program Mina Padi dengan baik.

Menurutnya masyarakat Kinali khususnya Bunuik memang mempercayakan lahannya dikelola dengan menanam benih IPB 3 S.

Untuk tahun 2018 pihaknya bersama tim bimbingan akan berencana menambah lahan sebanyak 25 hektare lagi.

Kami sangat bangga dengan adanya perhatian dari IPB dan pihak lainnya terhadap pertanian di Kinali ini. Kami bertekad setelah hasil yang pertama ini kami Gapoktan Albasiko berencana menambah lahan lagi seluas 25 hektare lagi," ujarnya.

Kepala Seksi Industri Tanaman Pangan Kemenristekdikti, Anteng Setia Ningsih mengatakan padi merupakan produk pangan nasional yang sudah mendarah daging bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Selain gaplek yang terbuat dari ketela pohon (singkong), padi merupakan makanan pokok yang telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Padi sendiri selalu dibudidaya oleh masyarakat petani guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Petani seringkali menggunakan beberapa varietas padi untuk dikembangbiakan di lahan pertanian miliknya.

Salah satunya adalah padi varietas IPB 3S yang akhir-akhir ini mulai gencar ditanam oleh sejumlah petani di dalam negeri.

Hingga saat ini, padi IPB 3S mampu memberi rekor muri yakni mencatatkan produktivitas 8,5 ton/hektare GKG (lebih tinggi 3 ton dari rata-rata beras biasa yaitu 5-6 ton GKG/hektar.

Ia menjelaskan di tengah tantangan anomali cuaca yakni adanya El-Nino di musim kemarau, produktivitas hasil pertaniannya masih maksimal.

Selain itu, padi dari IPB 3S juga mempunyai efisiensi penggunaan Nitrogen (N) sebanyak 20 persen . Padi IPB 3S itu sendiri memiliki makna bahwa IPB adalah kampus yang menaungi proses penelitian dan pengembangan varietas tersebut.

Sementara itu, 3S menandakan varietas ketiga yang dirilis, dan kode huruf "S" bermakna "sawah, katanya.

Ia menekankan kepada pemerintah daerah untuk selalu mendukung program-program yang telah dirancang untuk kesejahteraan petani. Tanpa dukungan dari pemerintah, program sebaik apapun tidak akan berjalan sesuai rencana.

Apa yang kami perbuat di sini tidak akan mendapatkan hasil yang baik bersama petani, jika dukungan dari pemerintah daerah kurang. Sebab, program pertanian akan berjalan dengan maksimal jika semua pihak yang terlibat memiliki pandangan yang sama yakni hasil yang maksimal dengan proses yang sempurna, jelasnya.

Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan setempat, Irwan menyambut baik apa yang dilakukan oleh Gapoktan Albasiko I Bunuik Kinali yang berkolaborasi dengan beberapa pihak yang berkompeten di bidangnya seperti IPB.

Jelas kita akan selalu mendukung apa yang terbaik untuk masyarakat Pasaman Barat. Apalagi melalui penanam bibit unggul IPB 3 S ini petani sangat merasa terbantu sekali. Terlihat padi yang siap panen dengan kualitas yang bagus, lanjutnya.

Ia meminta masyarakat Kinali untuk bersyukur dengan apa yang telah di peroleh saat itu. Anugrah itu tidak lepas dari rezki yang diberikan oleh tuhan kepada umatnya.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk membayar zakat sesuai dengan nasab yang telah ditentukan.(*)